
Polri mengajukan dana pengamanan Pemilu 2014 sebesar Rp 3,5 triliun.
Jumlah rencananya akan digunakan untuk uang saku 419.213 personel Polri
di seluruh Indonesia. Untuk Pilpres, bila hanya berlangsung 1 putaran
maka anggaran sisa akan dikembalikan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas)
Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, rincian anggaran yang disampaikan itu
antara lain diperuntukkan pengamanan pada 2 momen pelaksanaan Pemilu
2014, yakni Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden.
"Dari
rekapitulasi anggaran pengaman Pileg saja terkait pengerahan kekuatan
jumlahnya di seluruh Indonesia, Polda dan Polres dana dikucurkan sebesar
Rp 1,28 triliun," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Dana
pengamanan Pileg dialokasikan untuk proses pemilu. Yaitu sejak
pemungutan suara yang diawali kampanye, masa tenang, hari pemungutan
suara, penghitungan, penetapan hasil pemilu, penetapan jumlah kursi dan
calon terpilih hingga pengucapan sumpah janji.
"Untuk tahapan
Pilpres direncanakan pengamanan oleh Polri dipersiapkan sampai 2
putaran. Total rekapitulasi biaya pengamanan pemilihan cawapres dan
wapres Rp 1,14 triliun," terang dia.
Dikatakan Boy, apabila
pelaksaan Pilpres hanya 1 putaran dan ada kelebihan anggaran, maka akan
dikembalikan ke kas negara dan tidak dapat dicairkan oleh Polri. Namun
bila 2 putaran, anggaran sudah tersedia dan dapat dicairkan sesuai
tahapan yang ditetapkan KPU. "Untuk penyiapan BBM bagi kendaraan
operasional Polda hingga Polsek di seluruh Indonesia, butuh dana Rp
597,98 miliar," terang dia.
Polri juga sudah menyiapkan anggaran
untuk kebutuhan BBM bagi satuan kerja Polri dan anggota bantuan.
Terutama anggota yang dikirim ke daerah, misal mengirim anggota Brimob
atau fungsi lain untuk mendukung kegiatan pengamanan yang disesuaikan
kondisi dan kebutuhan pergeseran. Anggaran khusus itu mencapai Rp 75,099
miliar.
Lebih lanjut dikatakan Boy, dari masa operasi selama 136
hari, anggota polri yang bertugas di lapangan juga mendapat uang saku di
luar uang BBM.
"Uang saku untuk uang makan selama melaksanakan
tugas pengamanan di tempat pemungutan suara itu diberikan uang makan.
Misal dia masuk H-1 tambah 1 sampai hari penghitungan di TPS atau di
kelurahan, kemudian PPK, personel akan diberikan uang saku," jelas Boy.
Namun,
jumlah pemberian uang saku tak dijelaskan Boy. Ia mengatakan uang itu
akan disesuaikan dengan rencana kerja yang disiapkan Kepala satuan
wilayah (Kasatwil). Misalkan kasatwil menempatkan satu peleton di tiap
PPK saat penghitungan di kecamatan, berarti semua diberikan uang makan.
"saat
ini jumlah TPS sekarang mencapai 519.920 TPS, dengan jumlah DPT
171.265.442 orang. Sedangkan anggaran yang diajukan Rp 3.597.350 juta
(3,59 triliun)," jelas Boy.
Ia menambahkan dana Rp 3,5 triliun itu
untuk pengamanan legislatif dan pilpres, dari dukungan kepada
pelaksanaan rakor untuk pengamanan, pembuatan posko, koordinasi, gelar
pasukan seluruh indonesia. Pada saat gelar pasukan kan perlu dukungan
logistik.
"Kalau melibatkan ratusan ribu orang perlu ada penyiapan
konsumsi. Karena melibatkan bukan hanya institusi Polri tapi juga
instansi terkait yang kerja sama dengan polri seperti Linmas,"
ungkapnya.
Anggaran Rp 3,5 triliun itu bukan untuk belanja barang.
Karena belanja barang sudah masuk dalam Daftar Isian Perencanaan
Anggaran (DIPA). Dana ini diperuntukkan untuk pengamanan Pemilu 2014.